MAKALAH
“SHOCK”
NAMA KELOMPOK :
1. AHMAD ERFAN KHULAIFI
2. ANDINI DWI SAPUTRI
3. ARI AYU MUNAWATI
4. BAGUS YUDHA ADHITYA
D3 ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATANHUTAMA ABDI HUSADA
TULUNGAGUNG
TAHUN
AJARAN 2014-2015
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang
telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan
kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah “PATOFISIOLOGI” dengan judul “SHOCK”. Kemudian shalawat serta salam kita sampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni
Al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan
umat dunia.
Makalah ini merupakan
salah satu tugas mata kuliah Patofisiologi di program studi analis kesehatan
. Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr.
Wiwin Hernita,Mkes,Sp,PK selaku dosen
pembimbing mata kuliah Patofisiologi.
Penulis menyadari bahwa
banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Tulungagung, Maret 2014
Tim Penulis
DAFTARISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………..
Daftar Isi……………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………
A. Latar
belakang…………………………………………………………………
B. Rumusan
masalah………………………………………………………………
C. Tujuan
…………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………
A. Pengertian
shock……………………………………………………………..
B. Klasifikasi
shock……………………………………………………………….
C. Patofisiologi
shock…………………………………………………………….
D. Penyebab
shock……………………………………………………………….
E. Gejala
shock…………………………………………………………………….
F. Tahapan
shock………………………………………………………………….
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………..
A. Kesimpulan
……………………………………………………………………….
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………..
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Shock ialah suatu keadaan yang di
sebabkan oleh defisiensi sirkulasi
akibat disparitas (ketidakseimbangan) antara volume udara dengan ruang suasana
vaskuler .
Gejala-gejalanya ialah rasa lesu
dan lemas, kulit yang basah, kolaps vena, terutama vena-vena superfisial,
pernafasan dangkal, nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah , oliguria dan
kadang-kadang di setai muntah yang berwarna seperti air kopi akibat perdarahan
lambung (hematemesis.
Apabila keadaan terus progresif,
maka penderita menjadi apatik, kemudian stupor, coma dan akhirnya dapat
meninggal.
Pada permulaan shock dalam tubuh
timbul berbagi usaha untuk mengkompensasi dan mengurangi akibat-akibat
menurunnya volume darah dengan jalan menguncupkan (vasokontraksi)
arteriol-ateriol yang terjadi secara secara neurogen atau humoral. Hal ini
dapat berlangsung karena terdapat prossoreceptor pada berbagai tempat tertentu
(glomus caroticus) dan hormone adrenalin yang di kelurkan oleh kelenjar
adrenal. Pada permulaan shock (intinal stage) yang di tibulkan secara
eksperimental, dapat di temukan vaseoxcitor material (VEM) dalam darah.
B.
Rumusan Masalah:
1. Apa yang
dimaksud dengan shock?
2. Ada berapa macam jenis shock?
3. Bagaimana patofisiologi dari shock?
4. Apa saja penyebab dari shock?
5. Apa saja gejala dari shock?
6. Bagaimana
tahapan dari shock?
C.
Tujuan:
1. mengetahui pengertian dari shock
2. mengetahui
jenis-jenis shock
3. mengetahui patofisiologi dari shock
4. mengetahui penyebab dari shock
5. mengetahui gejala dari shock
6. mengetahui tahapan-tahapan dari shock
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Shock
Shock ialah suatu keadaan yang di
sebabkan oleh defisiensi sirkulasi
akibat disparitas (ketidakseimbangan) antara volume udara dengan ruang suasana
vaskuler .
Shock adalah kolapsnya tekanan
darah arteri sistemik. Pada penurunan tekanan darah yang berat, aliran darah
tidak dapat secara adekuat memenuhi kebutuhan energi jaringan dan organ. Selain
itu tubuh berespons dengan mengalihkan darah menjauhi sebagiab besar jaringan
dn organ agar organ-orga vital yaitu jantung, otak dan paru-paru menerima cukup
darah
Syok adalah gangguan sistem sirkulasi dimana sistem
kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke
seluruh tubuh dalam jumlah yang memadai yang menyebabkan tidak adekuatnya
perfusi dan oksigenasi jaringan. Syok terjadi akibat berbagai keadaan yang
menyebabkan berkurangnya aliran darah, termasuk kelainan jantung (misalnya
serangan jantung atau gagal jantung), volume darah yang rendah (akibat
perdarahan hebat atau dehidrasi) atau perubahan pada pembuluh darah (misalnya
karena reaksi alergi atau infeksi).
Jaringan dan organ yang terpaksa kekurangan
darah tersebut dapat mengalami gangguan, terutama ginjal, saluran cerna, dan
kulit. Apabila individu yang bersangkutan dapat selamat dari syok tersebut,
sering terjadi gagal ginjal, ulkus saluran cerna, dan kerusakan kulit.
Shock sebenarnya
suatu keadaan yang terdiri atas kumpulan gejala, jadi suatu sindrom, dan dapat
bersifat primer primer atau sekunder ( true shock )
1. Shock primer
Pada shock primer
terjadi defisiensi sirkulasi akibat ruang vaskuler membasar karena vasodilatasi yang asalnya
neurogen
Ruang kapiler yang
membesar mengakibatkan darah seolah-olah di tarik dari sirkulasi umum dan
segera masuk ke dalam kapiler dan venula alat-alat dalam (viscera).
Peristiwa ini sering
terjadi pada orang yang mengalami kecelakaan keras, rasa sangat nyeri atau
rangsang yang berasal dari jaringan rusak. Juga dapat di sebabkan rasa nyeri
yang sangat keras pada beberapa penyakit tertentu seperti radang akut pankreas,
hernia incarcerata, atau oleh reaksi-reaksi emosi seperti keadaan takut yang
mendadak, kesusahan yang sangat, karena melihat keadaan yang mengerikan seperti
orang yang tidak bisa melihat darah banyak akibat luka besar. Penderita menjadi
sangat pucat, pingsan, sangat lemah, denyut nadi kecil dan cepat, di setai
tekanan darah yang rendah.
Biasanya shock hanya
sebentar saja, kecuali apabila terdapat trauma yang keras, perdarahan, dalam
hal ini dapat menyebabkan shock sekunder.
2. Shock sekunder
Pada shock sekunder
terjadi gangguan keseimbangan cairan, yang menyebabkan defisiensi sirkulasi
perifer di setai jumlah volume darah yang menurun, aliran darah yang berkurang,
hemokonsentrasi dan fungsi gunjal yang terganggu. Sirkulasi yang berkurang
terjadi segera setelah terkena kerusakan, tetapi baru beberapa waktu
sesudahnya. Oleh karena itu di sebut shock
sekunder atau delayed shock.
Gejala-gejalanya
ialah rasa lesu dan lemas, kulit yang basah, kolaps vena, terutama vena-vena
superfisial, pernafasan dangkal, nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah ,
oliguria dan kadang-kadang di setai muntah yang berwarna seperti air kopi
akibat perdarahan lambung (hematemesis.
Apabila keadaan
terus progresif, maka penderita menjadi apatik, kemudian stupor, coma dan
akhirnya dapat meninggal.
B.
Klasifikasi shock:
Shock dapat diklasifikasi menjadi 5 jenis yaitu:
1. Syok hipovolemik (disebabkan oleh kehilagan
cairan / darah)
2. Syok kardiogenik (disebabkan oleh masalah pada
jantung)
3. Syok anafilaktik (disebabkan oleh reaksi alergi)
4. Syok Septik (disebabkan oleh infeksi)
5. Syok Neurogenik (disebabkan oleh kerusakan sistem
saraf)
1.
Syok Hipovolemik
Syok hipovolemik disebabkan oleh menurunnya volume
darah di sirkulasi diikuti dengan menurunnya Cardiac Output (Curah Jantung).
Beberapa contoh penyebab dari syok hopovolemik, seperti pendarahan baik
eksternal maupun internal, luka bakar, diare, muntah, peritonitis, dll
2.Syok
Kardiogenik
Syok kardiogenik digolongkan menjadi intrakardia
atau ekstrakardia berdasarkan penyeba/kausa berasal, apakahdari dalam jantung
atau luar jantung. Syok kardiogenik intrakardiak disebabkan karena kematian
otot jantung (myocardiac infarct) atau pun terdapat sumbatan didalam jantung
yang membuat curah jantung menjadi menurun. Beberapa contoh penyebab syok
kardiogenik diantaranya, aritmia, AMI (Acute Myocard Infarct), VSD (Ventricular
Septal Defect), Valvular lesion, CHF(Chronic Heart Disease) yang berat,
Hypertrophic Cardiomyopathy. Syok kardiogenik ini terjadi ketika ventrikel
gagal manejadi pompa disertai dengan menurunnya tekanan darah sistolik <
90mmHg minimal dalam waktu 30 menit, dan terjadi peningkatan tekanan kapiler
pulmo yang disebabkan oleh kongesti pary, atau edema pulmo.
Syok kardiogenik ekstrakardiak disebabkan oleh
adanya obstruksi pada aliran sirkuit kardiovaskular dengan karakteristik
terdapat gangguan pada pengisisan diastolik ataupun adanya afterload yang
berlebihan. Penyebab dari syok kardiogenik ini diantaranya, Pulmonary embolism,
Cardiac temponade, Tension Penumothorax, dll
3.Syok
Anafilaktik
Syok anafilaktik ini terjadi akibat reaksi alergi
yang dimediasi oleh IgE pada sel mast dan basofil yang diakibatkan oleh antigen
tertentu yang menyebabkan terjadinya pelepasan mediator - mediator sepagai
respon imun. Hal ini mengakibatkan terjadinya vasodilatasi perifer, konstriksi
bronkhus, ataupun dilatasi pembuluh darah lokal. Mediator yang terlepas terdiri
dari primer dan sekunder. mediator primer meliputi histamin, serotonin,
Eosinofil chemotactic factor dan enzim proteoitik. Sedangkan mediator sekunder
meliputi PAD, bradikinin, prostagandin, dan leukotriene.
Beberapa penyebab syok anafilaktik diantaranya,
insect venom, antibiotik (beta lactams, vancomycin, sulfonamide), heterologues
serum (anti toxin, anti sera), latex, vaksin yang berbasis telur, tranfusi
darah, immunogobulin.
4.Syok
Septik
Terjadinya syok septik diawali dengan adanya infeksi
pada darah yang menyebar ke seluruh tubuh. Penyebab yang sering meliputi
peritonitis, pyelonefritis. Dengan adanya infeksi tersebut tubuh melakukan
respon dengan terlepasnya mediator inflamasi seperti il-1, TNF, PGE2, NO, dan
leukotriene yang menyebabkan berbagai kejadian berikut : relaksasi vascular
meningkatnya permeabilitas endotel (sehingga menyebabkan defisit volume
intravaskular) Menurunya kontraktilitas jantung
Karakteristik tanda dan gejala dari syok septik adalah demam tinggi,
vasodilatasi, meningkatanya / Cardiac Output tetap normal akibat vasodilatasi
dan laju metabolime yang meningkat, serta adanya DIC yang menyebabkan
pendarahan terutama di saluran cerna.
5.Syok
Neurogenik
Syok neuro genik disebabkan oleh cideranya medula
spinalis terutama pada segment thoracolumbal, sehingga menebabkan hilangnya
tonus simpatis. Hal ini menyebabkan hilangnya tonus vasomotor, bradikardi,
hipotensi. Biasanya pasien tampak sadar namun hangat dan kering akibat
hipotensi.
C.
Patofisiologi shock
Syok merupakan kondisi terganggunya perfusi
jaringan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perfusi jaringan, yaitu
Cardial : Cardiac Output -> volume darah yang
dipompakan oleh jantung baik ventrikel kiri maupun ventrikel kanan dalam
interval 1 menit. Cardiac Output dapat dihitung dengan rumus Stroke Volume x
Heart rate. Sehingga cardiac output dipengaruhi oleh stroke volume dan denyut
jantung (Heart Rate )dalam satu menit. Perfusi jaringan dipengaruhi oleh
cardiac output, sebagai contoh apabila Cardiac output menurun yang disebabkan
oleh aritmia, atau AMI (Acute Myocard Infact) maka volume darah yang dipompa
menuju seluruh tubuh pun akan menurun sehingga jaringan di seluruh tubuh pun
mengalami hipoperfusi.
Vascular : Perubahan Resistensi Vaskular.
Tonus
vaskular diregulasi oleh :
Aktivitas tonus simpatis
Kotekolamin sistemik -> berperan dalam sistem
saraf simpatis
Myogenic faktor -> berperan dalam menjaga aliran darah agar tetap
konstan ketika terjadi berbagai macam faktor yang mempengaruhi perfusi
Substansi yang berperan sebagai vasodilator Endothelial
NO
Humoral : renin, vasopressin, prostaglandin, kinin, atrial natriuretic
factor. Faktor - faktor yang mempengaruhi dalam mikrosirkulasi yaitu :
Adanya adhesi platelet dan leukosit pada lesi intravaskuler. Koagulasi
intravaskuler
Adanya konstriksi pada pembuluh darah prekapiler dan post kapiler
Hipoksia -> vasodilatasi artriola -> venokonstriksi ->
Kehilangan cairan intravaskuler
meningkatnya permeabilitas intrakapiler -> edema jaringan
Patogenesis dari syok => biasanya terjadi akibat
penurunan Cardiac Output / Cardic Output yang tidak adekuat. Penurunan cardiac
output disebabkan oleh adanya anormalitas pada jantung sendiri maupun akibat
menurunnya venous return. Abnormalitas yang terjadi pada jantung akan
menyebabkan menurunnya kemampuan jantung untuk memompa darah secara
adekuat.Beberapa abnormalitas jantung diantaranya MI, aritmia, dll.
Sedangkan beberapa penyebab menurunnya
venous return diantaranya, menurunya volume darah, menurunnya tonus vasomotor,
terjadi obstruksi pada beberapa tempat pada sirkulasi.
D.
Penyebab Shock
Syok bisa disebabkan oleh:
- Perdarahan (syok hipovolemik)
- Dehidrasi (syok hipovolemik)
- Serangan jantung (syok kardiogenik)
- Gagal jantung (syok kardiogenik)
- Infeksi (syok septik)
- Reaksi alergi (syok anafilaktik)
- Cedera tulang belakang (syok neurogenik)
E.
Gejala shock
Gejala
yang timbul tergantung kepada penyebab dan jenis syok.
Gejalanya bisa berupa:
- gelisah
- bibir dan kuku jari tangan tampak kebiruan
- kulit lembab dan dingin
- pembentukan urine berkurang atau sama sekali tidak terbentuk urine
- pusing
- tekanan darah rendah
- keringat berlebihan, kulit lembab
- denyut nadi yang cepat
- pernafasan dangkal
- tidak sadarkan diri
- lemah.
- nadi cepat dan lemah
- nafas cepat, dangkal, dan tidak teratur
- kulit pucat, dingin, dan lembab
- wajah pucat dan sianosis (bibir membiru)
- pupil mata melebar
- status mental berubah (gelisah, mual, haus, pusing, ketakutan, dan lain-lain)
Gejalanya bisa berupa:
- gelisah
- bibir dan kuku jari tangan tampak kebiruan
- kulit lembab dan dingin
- pembentukan urine berkurang atau sama sekali tidak terbentuk urine
- pusing
- tekanan darah rendah
- keringat berlebihan, kulit lembab
- denyut nadi yang cepat
- pernafasan dangkal
- tidak sadarkan diri
- lemah.
- nadi cepat dan lemah
- nafas cepat, dangkal, dan tidak teratur
- kulit pucat, dingin, dan lembab
- wajah pucat dan sianosis (bibir membiru)
- pupil mata melebar
- status mental berubah (gelisah, mual, haus, pusing, ketakutan, dan lain-lain)
F.
Tahapan Syok
Keadaan syok akan melalui tiga
tahapan mulai dari tahap kompensasi (masih dapat ditangani oleh tubuh),
dekompensasi (sudah tidak dapat ditangani oleh tubuh), dan ireversibel (tidak
dapat pulih).
1. Tahap kompensasi
adalah tahap awal syok saat tubuh masih mampu menjaga fungsi normalnya. Tanda
atau gejala yang dapat ditemukan pada tahap awal seperti kulit pucat,
peningkatan denyut nadi ringan, tekanan darah normal, gelisah, dan pengisian
pembuluh darah yang lama. Gejala-gejala pada tahap ini sulit untuk dikenali
karena biasanya individu yang mengalami syok terlihat normal.
2. Tahap dekompensasi dimana
tubuh tidak mampu lagi mempertahankan fungsi-fungsinya. Yang terjadi adalah
tubuh akan berupaya menjaga organ-organ vital yaitu dengan mengurangi aliran
darah ke lengan, tungkai, dan perut dan mengutamakan aliran ke otak, jantung,
dan paru. Tanda dan gejala yang dapat ditemukan diantaranya adalah rasa haus
yang hebat, peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, kulit dingin,
pucat, serta kesadaran yang mulai terganggu.
3. Tahap ireversibel
dimana kerusakan organ yang terjadi telah menetap dan tidak dapat
diperbaiki. Tahap ini terjadi jika tidak dilakukan pertolongan sesegera
mungkin, maka aliran darah akan mengalir sangat lambat sehingga menyebabkan
penurunan tekanan darah dan denyut jantung. Mekanisme pertahanan tubuh akan
mengutamakan aliran darah ke otak dan jantung sehingga aliran ke organ-organ
seperti hati dan ginjal menurun. Hal ini yang menjadi penyebab rusaknya hati
maupun ginjal. Walaupun dengan pengobatan yang baik sekalipun, kerusakan organ
yang terjadi telah menetap dan tidak dapat diperbaiki.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan:
Syok adalah gangguan system
sirkulasi dimana system kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) tidak mampu
mengalirkan darah ke seluruh tubuh dalam jumlah yang memadai yang menyebabkan
tidak adekuatnya perfusi dan oksigenasi
jaringan. Syok terjadi akibatberbagai keadaan yang menyebabkan berkurangnya
aliran darah termasuk kelainan jantung ( misalnya serangan jantung atau gagal
jantung), volume darah yang rendah (akibat perdarahan hebat atau dehidrasi)
atau perubahan pada pembuluh darah ( misalnya karena reaksialergi atau
infeksi).
DAFTAR PUSTAKA
- Anurogo, Dito. 2009. Segala hal tentang Syok Jantung dalam http://www.medicastore.com, diakses tanggal 15 September 2010.
- Azis AL, Dharmawati I, Kushartono. 2008. Renjatan Hipovolemi Pada Anak in: Pedoman Diagnosa dan Terapi Bag/SMF Ilmu Kesehatan Anak. Edisi III. Buku 3. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soetomo. Surabaya. Pp. 4-7.
- Azis AL, Dharmawati I, Kushartono. 2008. Renjatan Anafilaksis in: Pedoman Diagnosa dan Terapi Bag/SMF Ilmu Kesehatan Anak. Edisi III. Buku 3. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soetomo. Surabaya. Pp. 8-9.
- Guyton AC, Hall JE. 2006. Syok Sirkulasi dan Fisiologi Pengobatan in: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. EGC. Jakarta. pp. 359-372.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar